Ibnul Qoyyim Al Jauziyah


Beliau adalah Abu Abdillah Syams al Din Muhammad ibn Abu Bakar ibn Ayyub ibn Sa`adkiyanwar ibn Huraiz al Zur'iy al Damsyiqi. Lahir pada bulan Shafar tahun 691 H, dan wafat pada bulan Rajab tahun 751 H. beliau wafat ketika hampir memasuki usia 60 tahun. Beliau disalati di Masjid Jami` al Umawy kemudian juga dishalati di Masjid Jami` Jarrah. Begitu banyak yang melayat jenazah beliau. Beliau dikebumikan di samping kedua orang tuanya di pemakaman al Bab al Shaghirah.

Beliau merupakan sosok intelektual yang sangat vokal, gamblang penjelasannya, sangat luas pengetahuannya yang meliputibidang hukum Islam (fiqih), tafsir, hadits, ilmu `alat (nahwu), dan ilmu ushul fiqih. Beliau juga pernah menjadi ketua Madrasah al Jauziyyah, dan sudah lama menjadi staf pengajar di Madrasah Shadriyyah. Beliau menunaikan ibada haji beberapa kali dan tinggal di sekitar Kota Mekkah. Masyarakat Mekkah banyak membicarakan tentang kekhusyu`an beliau dalam menjalankan ibadah kepada Allah. beliau sangat sering melakukan thawaf yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh kebanyakan orang.

Pengakuan Para Ulama

Para ulama mengakui kualitas beliau dalam bidang ilmu pengetahun dan agama. Diantaranya adalah dikatakan oleh Al Hafidz ibn Rajab al Hambaly, dia berkata, Beliau (Ibnu Qayyim) adalah seorang yang riwayat hadits dan keilmuannya sangat dipertimbangkan. Bahkan para perawi yang mengambil hadits dari beliau juga turut ikut mendapat keutamaan. Beliau sangat konsen dengan kajian hukum Islam, selain itu juga sangat mahir untuk menjelaskan sebuah persoalan. Disamping itu beliau juga sangat alim dalam bidang ilmu nahwu. Al Hafidz juga berkata, Al Marhum sangat tekun dalam beribadah lebih lebih dalam melakukan shalat tahhajud dengan berdiri sangat lama. Belum pernah saya menjumpai orang yang bisa menandingi ibadahnya. Dan saya juga belum pernah mendapati ulama yang lebih luas pengetahuannya dari pada beliau. Belum ada orang yang bisa menandingi beluai dalam bidang pemahaman terhadap makna al Qur`an dan As Sunnah serta intisari iman.

Qadhi Burhan al Din al Zur`iy berkata, Tidak ada orang yang berada di bawah atap langit ini yang menandingi kealimannya. Dia mengajar di Madrasah Shadriyyah sekaligus sebagai pimpinan Madrasah al Jauziyyah dalam kurun waktu yang cukup lama. Karya tulis yang beliau hasilkan tidak terhitung jumlahnya.

Ibn Hajar berkata mengenai beliau, Beliau adalah seorang yang sangat berani dan berpengetahuan luas. Disamping itu beliau sangat faham dengan perbedaan pendapat diantara madzhab-madzhab salaf. Beliau juga sangat mengagumi Ibn Taimiyyah, sehingga tidak ada satupun pendapat yang difatwakannya yang tidak sesuai dangan ajaran-ajaran Ibn Taimiyyah. Bahkan beliau sangat mendukung pendapat-pendapat yang telah difatwakan oleh gurunya itu. Disamping itu beliau juga benyak menyempurnakan kitab-kitab Ibn Taimiyah. Ibn Hajar juga berkata, Jika beliau shalat subuhmaka tidak berdiri dari duduknya untuk berdzikir kepada Allah sampai matahari sudah tinggi. Ibn Hajar berkata, beliau adalah figur yang menjadi panutan bagi saya. Apabila saya tidak meniru amaliyah beliau pasti saya tidak akan bisa tegar seperti sakerang.

Mulla Ali al Qari` berkata tentang beliau dan Ibn Taimiyyah, keduanya merupakan tokoh besar di kalangan Ahlus Sunnah wal Jama`ah dan juga termasuk pemimpin ummat.

Al Hafidz al Suyuti berkata,Beliau telah berhasil menjadi menjadi seorang ulama besar dalam bidang tafsir, hukum Islam, ilmu ushul dan ilmu bahasa.

Cobaan Hidup yang Dialami

Ibn Qayyim telah mengalami cobaat seperti yang dialami oleh gurunya dan juga seperti yang banyak menimpa para mujadid lainnya, baik berupa siksaan dan penganiayaan. Beliau pernah diikat di sebuah batang pohon kurma setelah merasakan siksaan dan diseret dengan unta sambil dicambuk dengan cemeti besi. Beliau tidak dibebaskan sampai gurunya (Ibn Taimiyyah) wafat.

Banyak lagi cobaan lain yang beliau rasakan, diantaranya yang menimpa beliau ketika mengingkari kegiatan orang-orang yang berziarah ke makan Nabi Ibrahim. Disela-sela penahanan atas diri beliau, beliau lebih sering untuk membaca al Qur`an, bertadabbur dan berfikir yang menyebabkan Allah membukakan banyak kebaikan dan ilmu yang luas bagi beliau.

Khazanah Intelektual Ibn Qayyim

Bukanlah suatu hal yang aneh apabila Ibn Qayyim menjelma sebagai sosok inelektual yang handal. Beliau dibesarkan dalam iklim yang sangat subur, ketika banyak ulama alim yang hidup pada waktu itu. Sejak dini beliau benar-benar sudah memberikan dirinya untuk menekuni dunia pendidkan baik di bidang fikih, bahasa, ilmu kalam dantasawuf. Begitu juga dengan perhatian beliau dalam sejarah kenabian dan sejarah umum. Ilmu-ilmu sosial yang beliau pelajari juga cukup memadai. Para pembaca karya-karya beliau akan dibuat tercengang mengetahui bahwa beliau juga sangat mahir dalam bidang sastra, ilmu nahwu dan kemahiran olah sya`ir. Beliau sangat menguasai berbagai keahlian dan pengetahuan yang sedang melejit pada jamannya. Beliau dalah seorang kutu buku dan mempunyai koleksi buku yang tidak terhitung jumlahnya. Sampai-sampai setelah beliau wafat, anak keturunannya menjual buku-buku koleksi tersebut dengan membutuhkan waktu beberapa tahun. Itu belum termasuk yang sengaja dijadikan koleksi pribadi bagi mereka sendiri.

Guru dan Murid Ibn Qayyim

Diantara guru-guru Ibn Qayyim adalah Ibn Abd al Daim, Isa al Mutha`im, al Qadhi Taqy al Din ibn Sulaiman, Ibn Al Syaraazy, al Syahab al Naabalasy al `Abir, Isma`il ibn Maktum, Fatimah binti Jauhar dan masih banyak lagi yang lainnya. Beliau belajar bahasa Arab kepada Ibn al Fath dan al Majd al Tunisy. Berguru ilmu ushul fikih kepada al Shafy al Hindy. Mendalami ilmu fiqih kepdada al Majd al Haraany al taqy al Din ibn Taimiyyah yang benyak membentuk sistem berfikirnya. Ibn Qayyim juga banyak sekali menyerap ilmu dari gurunya yang disebut terakhir, bahkan selalu menyertai gurunya tersebut sampai diamenutup mata untuk yang terakhir kalinya. Al Hafidz Ibn Hajar Al Asqalany berkata, Andaikata Syaikh Ibnu taimiyyah tidak memiliki riwayat hidup lain kecuali hanya muridnya yang satu ini yaitu Ibn Qayyim, pasti hal ini sudah cukup untuk menunjukkan keagungan dan kedudukannya.

Adapun murid-murid yang menimba ilmu pengetahuan dari beliau sangat banyak jumlahnya. Diantara mereka adalah al Hafidz Zain al Din Abd al Rahman ibn Rajab yang mengarang kitab Thabaqat al hanabilah, Syams al Din Muhammad ibn Abd al Qadir al Nabalasy penulis kitab Mukhtashar Thabaqat al hanabilah li Abi Ya`la. Diantara murid-murid Ibn Qayyim yang lainnya adalah Ibn Katsir pengarang kitab al Bidayah wa al Nihayah yang mengakui bahwa Ibn Qayyim sebagai orang yang baik budi pekertinya, fasih bacaan al Qura`anya, suka menjalin persahabatan dan tidak pernah merasa dengki kepada siapapun apalagi sampai menganiaya orang lain. Murid-murid yang lain adalah ibn Abd al Hadi yang dikatakan oleh Ibn Rajab bahwa banyak sekali orang yang mengkaji ilmu dari Ibn Qayyim, tidak terkecuali para tokoh besar yang juga mengagumkan sekaligus menimba ilmu beliau seperti Ibn Abd al Hadi dan lannya.

Dinukil dari kitab : al Manar al Munif fi al Shahih wal Dhaif (judul terjemahan : Studi Kritik terhadap Hadits fadhilah Amal)

Kisah Lukman dan 3 pelacur


Tentu kita pernah mendengar tentang Luqman yang bijaksana dalam surat Al Luqman dalam Al Qur`an yang oleh pengarang kitab Al_Kasyaf menjelaskan , dia adalah Luqman bin Baa`ura` putra saudarinya Ayyub. Hidup selama 1000 tahun, sehingga berjumpa dengan Daud `Alaihissalam dan belajar ilmu dan pengetahuan padanya. Ibnu Abbas berkata bahwa Luqman bukan Nabi, juga bukan Raja, namun seorang penggembala berkulit hitam yang kemudian di beri karunia kemerdekaan dan pengetahuan. Untuk itu akan kita ceritakan salah satu kisah tentang ketaatannya kepada Allah Ta`ala

Diriwayatkan dari Sai`id bin Amir ia berkata. Telah bercerita kepada kami, Abu Ja`far, `Luqman Al-Habasy` adalah seorang budak milik seorang laki-laki. Suatu ketika dia dibawa ke pasar untuk di jual. Kepada seorang laki-laki yang hendak membelinya, Luqman berkata: Apa yang akan kamu lakukan terhadap diriku (setelah kamu beli nanti)?

Kamu akan kusuruh melakukan ini dan itu, jawab calon pembeli.

Aku mohon kepadamu agar mengurungkan niatmu untuk membeliku! pinta Luqman. Sikap ini selalu diperlihatkan oleh Luqman kepada para calon pembelinya hingga datanglah calon pembeli lainnya.

Apa yang hendak kamu lakukan terhadap diriku (setelah kamu membeliku nanti)? kata Luqman.

Kamu akan kuberi tugas sebagai penjaga rumahku, jawab laki-laki calon pembelinya.

Jika demikian, aku mau kamu beli! kata Luqman. Laki-laki tersebut kemudian membayar dan mengajak Luqman pulang ke rumahnya. Majikan Luqman pada saat itu juga mempunyai tiga orang anak wanita yang menjadi pelacur di desa itu. Suatu saat sang majikan ingin pergi ke kebunnya. Sebelum berangkat dia berpesan kepada Luqman ,

Aku telah menyiapkan makanan dan semua kebutuhan mereka di dalam kamarnya, sepeninggalku kuncilah pintu ini dan kamu harus berjaga di sini pula. Dan janganlah sekali-kali kamu membuka pintunya sebelum aku kembali ke rumah! Sejenak kemudian ketiga putri majikannya datang dan berkata kepada Luqman,

Bukalah pintu ini! Karena telah menerima pesan dari sang majikan, dan diamanahi untuk tidak membuka pintu dan namanya amanah akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah kelak maka Luqman pun menolak untuk membukanya dan akhirnya ketiga gadis itu marah dan mencederainya. Luqman kemudian membersihkan darah yang membasahi tubuhnya dan kembali berjaga di depan pintu . Saat sang majikan pulang ia tetap merahasiakan perilaku ketiga putri sang majikan terhadapnya.

Dalam kesempatan berikutnya sang majikan kembali bermaksud pergi ke kebunnya. Sebagaimana sebelumnya dia berpesan kepada Luqman,

Aku telah menyiapkan makanan dan semua kebutuhan mereka, oleh karena itu jangan perbolehkan mereka membuka pintu ini! Demikianlah, setelah Ayahnya berlalu, ketiga putri majikannya itu bergegas menemui Luqman dan berkata kepadanya :

Bukalah pintu ini! Sementara itu Luqman masih tetap memegang amanah yang dibebankan kepadanya tetap tidak bersedia membukakanya sebagaimana pesan dari majikannya. Akan tetapi, ketiga gadis itu kembali menyerang dan melukai Luqman yang tetap duduk di tempatnya. Sang majikan telah pulang ke rumah, Luqman tidak mau menceritakan perihal perilaku ketiga putrinya.

Melihat keteguhan hati Luqman, putri tertua majikannya kemudian rasa simpatinya datang dan berkata: Mengapa budak Habasyi ini lebih mengutamakan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala ketimbang aku ? Demi Allah, aku kan bertobat! Dan putri sulung majikan Luqman itupun bertobat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala.

Si bungsu berkata, Mengapa budak Habasyi dan kakak sulungku lebih mengutamakan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala ketimbang aku? Demi Allah, aku akan bertobat Demikianlah si bungsu akhirnya mengikuti jejak kakak sulungnya dengan bertobat kepada-Nya.

Setelah mengetahui bahwa kakak maupun adiknya telah bertobat , kedua majikannya Luqman lalu berkata Mengapa dua oranga saudaraku dan budak Habasyi ini lebih mengutamakan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala ketimbang ku? Demi aku, aku akan bertobat juga!; Akhirnya diapun bertobat.

Setelah ketiga putrinya yang berprofesi sebagai wanita penghibur itu bertobat, maka teman-teman seprofesinya di desa berkata,

Mengapa budak Habasyi dan ketiga gadis si Fulan itu lebih mengutamakan taat kepada Allah Subhanahu wa Ta`ala ketimbang kami? Hal tersebut mendorong mereka untuk bertobat sebagaimana ketiga rekannya sehingga jadilah mereka sebagai orang-orang yang ahli beribadat di desa itu.

Demikianlah bahwa hidayah datangnya bukan hanya lewat dakwah berupa ucapan tapi juga tindakan, atau amalan yang ditunjukkan oleh Luqman Al-Hakiem dalam memegang teguh amanah yang sudah menjadi tugasnya. Sehingga fitrah seorang manusia untuk selalui beribadah kepada Robb-Nya menjadi terketuk tatkala melihat seorang yang mampu menjalankan ibadah itu dengan baik

Sumber : Mereka yang Kembali. Ibnu Qudamah Al-Maqdisy terjemahan Abu Ahmad Najeh dan M Luqman Hakiem, Risalah Gusti, ed 1, Surabaya, 1417 H. Hal 120-122. Dengan beberapa perubahan.

BANTAHAN TERHADAP ORANG YANG ENGGAN MENYEBUT “SAYA SEORANG SALAFY’ KARENA KHAWATIR MENIMBULKAN PERPECAHAN


BANTAHAN TERHADAP ORANG YANG ENGGAN MENYEBUT “SAYA SEORANG SALAFY’ KARENA KHAWATIR MENIMBULKAN PERPECAHAN

Pertanyaan :

Sebagian saudara kita para da’I mengatakan, ‘Saya menolak mengatakan ‘Saya seorang salafy’ karena khawatir orang memandangnya seperti sebuah hizbiyyah (kelompok)’. Apakah perkataan ini benar ataukah saya harus menjelaskan kepada orang apa itu salafiyyah?”.

Jawaban : Syaikh Al-Albany berkata,

Pernah terjadi dialog antara saya dan salah seorang penulis islamy yang bersama kita di atas Al-Kitab dan As-Sunnah. Saya berharap dari ikhwan kita para penuntut ilmu untuk menghapal dialog ini; karena manfaatnya sangat penting sekali. Saya katakana kepadanya, (berikut ini kami susun dialog Syaikh dengan penulis tersebut).

Syaikh Al-Albany : Apabila seseorang bertanya kepadamu, ‘Apa mazhabmu? Apa jawabanmu?”.

Penulis Islamy : Muslim.

Syaikh Al-Albany : Jawaban ini salah.

Penulis Islamy : kenapa?

Syaikh Al-Albany : kalau seseorang bertanya kepadamu apa agamamu?

Penulis islamy : muslim.

Syaikh Al-Albany : yang pertama tadi saya tidak bertanya apa agamamu, tapi yang saya tanyakan apa mazhabmu? Anda tentunya tahu bahwasanya di dunia islam hari ini ada mazhab-mazhab banyak sekali, dan anda sependapat dengan kami bahwa sebagiannya tidak termsuk ke dalam islam sedikitpun. Seperti mazhab Ad-Duruz, isma’iliyyah, alawiyyah dan lainnya. Namun begitu mereka tetap mengatakan ‘Kami adalah muslim’. Dan ada kelompok-kelompok lain, kita tidak mengatakan bahwa dia keluar dari islam, akan tetapi tidak diragukan lagi bahwasanya ia termasuk kelompoki-kelompok sesat yang dalam banyak masalah keluar dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Seperti Mu’tazilah, Khowarij, Murji’ah, dan Jabariyyah serta yang lainnya. Menurutmu, apakah ini ada atau tidak hari ini?

Penulis islamy : ya.

Syaikh Al-Albany : kalau kita tanyakan kepada salah seorang mereka apa mazhabmu? Ia akan menjawab, “Muslim”. Engkau muslim sama dengan dia yang juga mengaku muslim. Jadi kita ingin anda menjelaskan dalam jawabanmu apa mazhabmu setelah islam dan agamamu?

Penulis islamy : kalau begitu mazhabku Al-Kitab dan As-Sunnah.

Syaikh Al-Albany : jawaban ini juga tidak cukup.

Penulis islamy : kenapa?

Syaikh Al-Albany : karena semua (firqoh/kelompok) yang kita sebutkan di atas mengaku bahwa mereka muslimun, dan tidak seorangpun dari mereka yang mengatakan, ‘Saya tidak berada di atas Al-Kitab dan As-Sunnah. Misalnya : apakah syi’ah mengatakan bahwa kami melawan Al-Kitab dan As-Sunnah? Bahkan mereka mengatakan : kami di atas Al-Kitab dan As-Sunnah, kalian yang menyimpang dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Jadi ustadz .. tidak cukup anda mengatakan : saya muslim di atas kitab dan sunnah, harus ada satu perkara lagi yang digabungkan. Bagaimana menurut mu, apakah boleh kita memahami Al-Kitab dan As-Sunnah dengan pemahaman baru? Ataukah kita harus komitmen dalam memahami Al-Kitab dan As-Sunnah dengan mengikuti jalan Salafush Sholeh?

Penulis islamy : itu harus.

Syaikh Al-Albany : apakah anda meyakini bahwasanya pengikut-pengikut mazhab-mazhab lain yang kelaur dari islam, namun mengaku islam dan yang masih dalam lingkaran islam akan tetapi menyimpang dalam sebagian hukum-hukumnya. Apakah anda yakin bahwasanya mereka mengatakan seperti yang anda dan saya katakana, “Kami berada di atas kitab dan sunnah dan di atas manhaj salafush sholeh?

Penulis islamy : tidak, mereka tidak sama dengan kita.

Syaikh Al-Albany : jika demikian, tidak cukup anda mengatakan saya di atas kitab dan sunnah, harus ada gabungan lain.

Penulis islamy : ya.

Syaikh Al-Albany : jadi semestinya anda mengatakan di atas Al-Kitab dan As-Sunnah dan di atas manhaj salafush sholeh. Sekarang kita sampai kepada intinya …

Syaikh Al-Albany [1] : apakah ada satu kata dalam bahasa arab yang menyatukan semua kalimat yang kita sebutkan di atas; muslim, di atas kitab dan sunnah, dan manhaj salafush sholeh, misalnya kalimat “saya seorang salafy”?

Penulis islamy : memang benar demikian.

Syaikh Al-Albany berkata, “Dia pun menyerah. Inilah jawabannya, apabila seseorang mengingkari masalah ini sampaikan kepadanya seperti apa yang kita sebutkan tadi ‘mazhab anda apa? Ia akan menjawab : muslim ..dan teruskan lanjutan dialog bersamanya. Subhanakallahumma wa bihamdika Asyhadu Alla ilaaha illa Anta, astaghfiruka wa Atuuba Ilaika.

(diterjemahkan dari : http://www.alsalafway.com/cms/news.php?action=news&id=1962)

[1] Disini syaikh Al-Albany berkata, “Saya berkata kepadanya dan dia adalah seorang ahli sastra dan penulis”.